Dakwah Sepanjang Hayat
18 Juni 2007 oleh Embun Tarbiyah
Jalan dakwah itu cukup panjang hingga tak terlihat pangkalnya…
Kereta dakwah akan terus melaju dengan atau tanpa kita…
Akankah kita rela jika tertinggal…?
Di lain sisi…
Banyak aktifis dakwah yang undur diri secara perlahan ataupun ‘minta cuti’
“Akh, ana mau ijin dulu untuk tidak terlibat dalam kegiatan dakwah, ana mau konsen kuliah dulu”
“Ukhti, ana sudah lelah dengan dakwah ini, ana merasa sendiri, ana kecewa, lebih baik ana undur diri saja”
Di bumi yang lain, banyak aktifis dakwah yang futur setelah lulus kuliah, bekerja atau setelah kembali ke kampung halamannya, tak jarang didapati mereka yang dulunya gentol di dakwah kampus kini penampilannya jauh dari yang dulu, tidak mau peduli dengan dakwah bahkan tidak bertegur sapa dengan teman lamanya. Hingga akhirnya orang-orang itu semakin memperpanjang barisan orang-orang futur, naudzubillah…
Dakwah sepanjang hayat…
Dakwah tak hanya di pesantren, kampus dan sekolah
Dakwah harus terus kita serukan kapan saja dan dimana saja
Selama hayat masih dikandung badan
Dakwah tak mengenal usia
tak hanya untuk kaum muda atau mahasiswa
tidakkah kita iri kepada kisah bapak dan anak yang berebutan untuk pergi berperang
sang bapak yang usianya sudah tua merasa tidak ada kesempatan lain lagi
tapi sang anak menjawab “jika bukan karena surga ayahanda,tentu aku lebih mendahulukanmu..”
Istiqomah…. Itulah kuncinya
Sebuah kata yang maknanya cukup berat hingga Rasulullah beruban ketika mendengar ayat tentangnya.
Bagaimana agar kita bisa tetap istiqomah dalam dakwah?
Dan sebenarnya apa saja keutamaan dakwah?
Semoga tausiyah di bawah ini bisa memotivasi kita untuk istiqomah dalam dakwah
Dakwah Sepanjang Hayat
(dapet dari sebuah majelis ilmu, 5 November 2006, oleh Ust.Irwan Budiono)
Kenapa Dakwah?
- Dakwah adalah amal yang “WAH”
3 ciri amal unggulan:
1. tidak banyak yang melakukan
2. wilayah penerima manfaatnya banyak
3. berat untuk dilaksanakan
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS.Al Fushilat:33)
- Dengan dakwah kita memperoleh “IZZAH”
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS.Ali Imron:110)
- Dengan dakwah hidup kita jadi “BERKAH”
Barokah=ziyadatul khoir
4 kunci kebahagiaan hidup:
1. istri yang sholihah
2. rumah yang nyaman
3. kendaraan
4. tetangga yang baik
- Dengan dakwah kita bisa memperoleh “JANNAH”
Gambaran surga berdasarkan Al Qur’an dan hadist diantaranya:
o Menu surgawi: “Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Az-Zukhruf 71-72)
o Cuaca taman surgawi: “Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” (QS. Al Insan: 13-14)
o Bidadari di taman surgawi: “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar-Rahman:56)
Ternyata untuk terus berdakwah tidak mudah…
Ternyata untuk terus berdakwah perlu mujahadah…
Maka Istiqomah-lah…
Ada wasiat dari Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk istiqomah
“…….aamantu billah tsummastaqim…” yakni dari surat Al Ahqaf:13 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, Kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.”
Bukti keistiqomahan…
- cambuk dan tombak merobek kulit keluarga Yasir
- peluh bercampur darah membasuhi bilal saat ditimpa batu di bawah terik matahari, dll
Istiqomah berupakan buah keimanan.
Ust.Rahmat Abdullah pernah mengajarkan sebuah do’a: “Ya Allah, jadikan kami penerus mata rantai dakwah untuk generasi sesudah kami. Jangan jadikan kami pemutusnya dengan keengganan dan kemalasan kami.”
Lets Be an ‘Istiqomah Man’
Bekalnya:
- berpuasa di hari yang panas untuk menghadapi hari kebangkitan
- sholat 2 rakaat di tengah malam gelap gulita
- melaksanakan ibadah haji untuk menghadapi cobaan besar
- bersedekah kepada orang miskin
- ucapkan kalimat yang baik dan hindari tutur kata yang tercela
(nasehat Rasulullah kepada Abu Dzar)
Kiat be an ‘Istiqomah Man’:
1. Instal (kerjakan dengan kontinue dan ikhlas): program tahajud, puasa sunnah, sholat jamaah, amal kebaikan, ziswaf, tilawag dan hafalan.
2. Kuatkan amal jama’i
Lihat QS.Ash-Shof(61):4
3. Jaga liqo’at tarbawi kita
Bisa menjaga kestabilan ruhiyah kita (charger ruhiyah)
4. Kuatkan ukhuwah
QS.al Anfal 8:63
Jika kita sedang tidak bersemangat, pandanglah wajah saudara2 kita yg sedang bersemangat
5. Gandakan kesabaran
QS. ali Imron:200
Jangan sampai ada ungkapan “kecewa di jalan dakwah”
Jumat, 01 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar